Translate

Minggu, 15 September 2013

Misa Tridentina - Komentar Singkat

Misa Tridentina - Komentar Singkat
Oleh Anta Ramadhan.
                Misa Tridentina adalah salah bentuk atau Forma Misa tradisional yang digunakan pada masa konsili Trente tahun 1545. Bentuk misa ini pada umumnya memiliki ciri khas yaitu altar yang menghadap timur atau Ad Orientem melekat pada dinding, dan umat berada di belakang imam [sedangkan sekarang misa dilakukan dengan imam menghadap umat].
                Hingga memasuki masa-masa konsili Vatikan II misa Tridentina atau lebih dikenal dengan misa Latin tradisional masih digunakan, walau sudah ada beberapa perombakan dari bentuk pertama. Di Indonesia khususnya misa Tridentina menggunakan apa yang disebut Missale Romanum 1962, dalam buku Missale tersebut dengan rinci menjelaskan bagaimana misa harus dirayakan, serta proprium-proprium untuk masa biasa, masa khusus, hari raya dan peringatan.
                Keunggulan Misa ini adalah keindahan dan keagungan yang terkandung di dalamnya, mazmur, nyanyian, Gradual, Alleluia, Antifon, semuanya dibawakan dengan indah dengan langgam nyanyian Gregorian. Tata gerak pun diperhatikan dengan teliti dan gerakan pun dilakukan dengan penuh penghayatan. Namun selain keunggulan, misa tridentina latin ini mempunyai kekurangan, dimana imam menghadap altar dan membelakangi umat, serta letak antara Altar dan panti umat begitu jauh, sehingga mengakibatkan peran aktif umat menjadi kurang, selain ikut bernyanyi saja. Pertisipasi umat dalam gerak dan doa pun kurang, sehingga dalam konsili Vatikan II dalam konstitusinya tentang liturgi suci atau Sacrosanctum Consilium mengatakan bahwa dalam liturgi suci, khusunya dalam perayaan Ekaristi hendaknya ada pertisipasi aktif dari umat, sehingga umat tidak lagi menjadi penonton pasif.
                Pasca Konsili Vatikan II, kebanyakan Gereja yang telah memimiliki altar Orientem atau yang melekat pada tembok, segera membangun altar baru yang tidak melekat pada tembok, dan berada di tengah-tengah antara panti Imam dan Umat, serta dalam IGMR atau Instituio Generalis Missale Romanum yang baru dijelaskan bahwa Tabernakel tidak berada di atas altar, tetapi terpisah atau berdiri sendiri, sehingga altar baru adalah meja perjamuan yang sesungguhnya.
                Misa yang dirayakan pada zaman modern ini adalah hasil perubahan dari Misa Tridentina, banyak doa yang disederhakan, nyanyian Ordinarium pun lebih sederhana dan mudah dibawakan terutama bagi umat, lalu dalam misa modern pula partisipasi umat dalam perayaan Ekaristi pun terlihat dengan jelas.
                Akan tetapi kembali kepada inti pembicaraan kita, Misa Tridentina dengan keindahan dan keluhurannya itu tetap menjadi salah satu daya tarik umat Gereja pada zaman modern ini, tahun 2007 Bapa Suci Benediktus XVI dalam Summorum Pontificum-nya pada tanggal 14 September 2007 pada pesta Salib Suci, memaklumkan untuk Misa Tridentina dapat dirayakan kembali, salah satunya adalah dengan dirayakannya kembali ritus Tridentina yang lebih dari 1500 tahun lalu dirayakan.
                Salah satu responnya adalah dengan adanya website tentang misa tridentina dan berbagai sumber tertulis dan multi media tersedia yang berkenaan dengan Misa Tridentina, saya sering membuka website tersebut, di www.sanctamissa.org situs ini berisi tentang ritus Tridentina. Selamat merayakan Misa Tradisional Latin, selamat merayakan misteri agung iman kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar