BAGAIMANA RITUS TRIDENTINA LATIN DIRAYAKAN?
Ritus Tridentina adalah salah satu
dari kekayaan liturgi Gereja Katolik Roma yang mulai secara umum dipergunakan
sejak Konsili Trente tahun 1550 yang dipromulgasikan oleh Paus Pius V dan
dikenal juga sebagai Misa Forma Extraordinaria.
Secara umum, ritus Tridentina adalah
salah satu ritus yang paling lama penggunaannya, dan secara tradisi misa ini
sudah mempunyai bentuknya yang khas sejak sebelum pembaruan Paus Gregorius
Agung. Lalu apa yang menjadi ciri khas dari Misa ini, dan bagaimana Misa ini
dirayakan?
Dari sudut pandang Teologis ritus
Tridentina menitik beratkan unsur apa yang dilakukan imam sebelum misa, maka
yang menjadi ciri misa ini adalah adanya De
Praeparatione sacerdotis celebraturi yaitu persiapan imam dan para pelayan
altar di ruang sakristi. Dalam Misale Romanum 1550 terdapat rumusan-rumusan doa
persiapan yang didoakan oleh imam yang akan merayakan misa, dan dalam Pedoman
Perayaan yang biasa disebut Ritus Servandus, banyak hal yang menonjolkan peran
imam sebagai selebran dalam misa. Sedangkan umat tidak banyak disebut.
Setelah persiapan imam, - dan tetntu
saja altar – imam berarak menuju altar dengan membawa piala lengkap dengan
patena dan hosti besar. Sesampainya di altar imam berlutut dan meletakkan piala
dan membuka buku Misale yang telah ditandai dengan pita terlebih dahulu,
kemudian imam turun – karena letak altar lebih tinggi – dan memulai misa dengan
tanda salib, dan Mazmur 42 aku hendak naik ke altar Allah (Introibo ad Altare Dei). Setelah pendarasan Mazmur yang
bersahut-sahutan dengan pelayan altar, imam membuat pengakuan dosa; rumusannya
sama dengan Confiteor yang sering
kita pakai dalam Misa sekarang, namun ada perbedaan yang cukup signifikan:
Missale
Romanum 1550:
Saya
mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, kepada
Santa Perawan Maria, kepada Mikael Malaikat Agung, kepada Yohanes Pembaptis,
kepada Rasul Santo Petrus dan Paulus, serta semua orang kudus, dan kepada saudara sekalian, bahwa
saya telah berdosa dengan pikiran, perkataan dan perbuatan: saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu
saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada
Mikael Malaikat Agung, kepada Yohanes Pembaptis, kepada Rasul Santo Petrus dan
Paulus, serta semua orang kudus, dan kepada
saudara sekalian,
supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
Kata
yang dicetak miring adalah kata-kata yang sekarang tidak ada lagi, sedangkan
yang dicetak tebal dan garis bawah adalah kata-kata yang digunakan oleh Imam
selebran, sedangkan pelayan altar akan berkata: kepadamu bapa. Karena pada ritus ini ada dua kali pengakuan
dosa, yaitu oleh imam dan misdinar.
Missale
Romanum 2002 (Promulgasi Paus Yohanes Paulus II)
Saya
mengaku kepada Allah yang mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya
telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian,
saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada
saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
Pada
missale Romanum 2002, terlihat adanya peringkasan yang mendalam. Dan pengakuan
dilakukan bersama – imam dan umat – sehingga tidak ada perbedaan antara imam
dan umat, apalagi misdinar.
Dalam
Misale Romanum 1550 terdapat absolusi yang sama dengan absolusi ketika kita
menerima sakramen pengakuan: indulgentiam
absolutionem et remissiónem peccatórum nostrórum tríbuat nobis
omnipotens et misericors Dominus. Sedangkan sekarang tidak ada. Namun kata: Misereatur tui omnipotens Deus (semoga
Allah yang Mahakuasa…) pada akhir pengkuan yang diucapkan imam tetap dipertahankan.
Setelah absolusi, imam naik ke altar
sambil berdoa Aufer a nobis, dan Oremus
te Domini. Mencium Altar, pergi ke sisi kanan altar dan membaca Introitus
atau antifon pembuka, ketika membaca antifon pembuka imam membuat tanda salib.
Kemudian imam pergi ketengah altar dan mengucapkan Kyrie eleison sebanyak
Sembilan kali, enam kali Kyrie eleison dan tiga kali Christe eleison:
Kyrie eleison.
Kyrie
eleison.
Kyrie eleison.
Christe
eleison
Christe eleison
Christe
eleison
Kyrie eleison.
Kyrie
eleison.
Kyrie
eleison.
Jika
Gloria diwajibkan maka ketika kata: Adoramus
te, Iesu Christe, Suscipe deprecationem nostram, menundukan kepala, dan
pada kata: cum sancto Spiritu membuat
tanda salib.
Collecta
atau doa pembuka, imam mencium altar dan berbalik ke arah umat, dan
berkata: Dominus Vobis cum (Tuhan
sertamu) dan umat menjawab Et cum spiritu
tuo (Dan sertamu juga), lalu imam mengajak umat untuk berdoa: Oremus (marilah berdoa), Imam mengucapkan
Collecta dan pada akhir doa umat
menjawab Amin.
Bacaan kitab suci dibawakan oleh
imam pada misa Lekta, (misa yang tidak dinyanyikan), imam membacakannya dari
sisi kanan altar, setelah bacaan selesai dilanjutkan kepada Graduale sebagai
mazmur tanggapan. Ketika imam membacakan alleluia umat berdiri, dan imam pergi
ketengah altar. Imam membungkuk dan berdoa Munda
cor meum ac labia mea dan Jube Domine
benedicere dan kemudian imam pergi ke sisi kiri altar dan membuka bacaan
Injil yang sama dengan Missale Romanum 2002, Tuhan sertamu/ dan sertamu juga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut NN/dimuliakanlah Tuhan.
Pada Misa Cantata (misa yang
dinyanyikan) diadakan homili yang didahului dengan tanda salib, dan ditutup
dengan tanda salib juga. Pada hari Minggu dan Hari raya imam mengajak
mengucapkan atau menyanyikan Credo. Perbedaan dasar sebagai penutup
liturgi sabda adalah: jika dalam Missale 2002 ada yang disebut doa umat, tapi
dalam Missale 1550 tidak ada.
Ordo Missae 1550 tidak banyak
perbedaan mulai dari persiapan persembahan, hingga komuni, yang berbeda adalah:
1.
Doa
persiapan untuk roti dan anggur berbeda, dan adanya doa epiklese pada persiapan
persembahan: Veni sanctificator…
2.
Doa-doa
yang panjang untuk mengantar persembahan masuk ke dalam Kanon Misa.
3.
Doa
persiapan persembahan yang dibacakan lirih oleh imam.
4.
Hanya
ada 1 Doa Syukur Agung, yaitu DSA I dalam TPE 2002.
5.
DSA
dibacakan lirih oleh Imam.
6.
Doa
Bapa kami hanya diucapkan oleh imam, umat hanya mengucapkan: sed liberanos amalo. (dan bebaskanlah
kami dari yang jahat), tidak ada penutup: sebab Engkaulah raja…
7.
Embolisme
dicakan imam dengan lirih.
8.
Pemecahan
roti dan pencampuran fermentum ke
dalam piala sama dengan MR 2002.
9.
Tidak
adanya ritus Pacis. (dalam hal ini
tidak ada ajakan untuk memberikan salam damai) doa damai ada namun hanya
diucapkan imam.
10.
Kata
Dominus non sum dignus (Ya Tuhan saya
tidak pantas) diucapkan tiga kali.
11.
Ajakan
komuni tidak ada kata Berbahagialah kita yang diundang…,
12.
Penerimaan
komuni imam berkata: semoga tubuh Kristus selalu melindungi hingga hidup yang
kekal. Sedangkan pada MR 2002: hanya Tubuh Kristus, dan umat menjawab: Amin.
Ritus Penutup, berlangsung sama, adanya doa penutup, dan
berkat, namun yang menonjol dari MR 1550 adalah setelah berkat penutup, yaitu
pembacaan Injil Yohanes 1:1-14. Lalu biasanya setelah bacaan Injil terakhir
ini, sebelum meninggalkan altar dibacakan doa Leonin, dan setelah itu baru imam
mengambil piala dan kembali ke sakristi.