Translate

Selasa, 29 Januari 2013

Siapakah Tuhan? Pandangan dari Sudut Teologis Umum



SIAPAKAH TUHAN?

Oleh: Anta Ramadhan

          Banyak orang yang merasa dirinya mengenal Tuhan yang ia sembah, banyak orang pula yang tidak peduli siapa atau apa yang ia sembah. Pribadi Adi Kodrati itu sungguh sangat rumit jika ditelusuri dari berbagai sudut pandang teologis[1]. Lalu muncullah gerakan filsafat yang mencoba menjelaskan Tuhan sebagai Pribadi yang dapat dijelaskan dengan rinci, namun apa daya jauh panggang dari api, hal itu tidak menyelesaikannya.
          Bagi kebanyakan orang yang mengaku beragama mengenal Tuhannya dari teks kitab suci, dan hanya terbatas pada ajaran para guru atau alim ulama. Pengetahuan tentang Tuhan dipersempit dengan batas-batas ajaran doktrin agama, Tuhan menjadi suatu yang eklusif dan terkesan hanya milik golongan tertentu. Pada intinya mengenal Tuhan itu bukan dari apa yang kita anut[2], melainkan dari renungan kita tentang Pribadi Adi Kodrati tersebut.
          Jauh ribuan tahun lalu, ketika zaman prasejarah, orang-orang zaman itu sudah mengenal yang namanya “Tuhan” itu, mereka mencoba berkomunikasi dengan-Nya, dan timbullah sistem kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Polytheisme, Totemisme, Paganisme, dan yang paling muda adalah lahirnya Monotheisme yang lahir dari tanah timur tengah. Sebagai sistem kepercayaan yang terus terpelihara, maka muncullah suatu ajaran atau doktrin dari sistem kepercayaan tersebut, misalkan adanya upacara persembahan, upacara kematian dsb.
          Memasuki masa sejarah, sistem kepercayaan itu kian lama berubah dan bahkan hilang, namun tetap pengaruhnya masih sama, seperti Polytheisme masih terus terpelihara hingga sekarang, walaupun bentuknya tidak sama dengan yang pada zaman prasejarah, Polytheisme dianut hampir diseluruh Eropa hingga jatuhnya Helenisme dan berkembangnya kekristenan, bangsa Romawi dan Yunani mempunyai banyak dewa dan dewi yang merupakan personifikasi dari unsur alam, Zeus dewa Petir, Atlas dewa bumi dll.
          Paganisme merupakah bentuk penyembahan objek terlihat dan lebih menekankan penyembahan dengan korban hidup, walaupun memiliki corak yang sama dengan Polytheisme, Paganisme agaknya berbeda sedikit dari sistem upacara dan tradisi. Di Asia terdapat pula agama Polytheisme, antara lain Hindu, Konghucu dan agama tanah Kanaan[3], walaupun belakangan agama Hindu dan Konghucu menyebut dirinya agama Monotheis. Pengaruh Polytheisme di Indonesia secara umum diterima dari kedatangan orang-orang Hindu abad 8.
          Kita bahas tentang Monotheisme. Secara umum Monotheisme yang mempunyai pengaruh terbesar ada tiga yaitu Yahudi (Yudaisme), Kristen, dan Islam. Yudaisme adalah salah satu bentuk kepercayaan Monotheisme yang sangat menekankan aspek bahwa Allah itu esa (bdk Ulangan 6:4), mereka menolak bentuk peribadahan yang menolak ajaran ke-esa-an Ilahi. Ketika bangsa Ibrani datang ke tanah Kanaan mereka mendapat sandungan dari bangsa asli tanah Kanaan, orang Amon, orang Filistin dsb, adalah penyembah banyak dewa, sehingga bangsa Ibrani harus memperjuangkan integritas mereka kepada Yahwe. Terus berkembang dari Musa hingga raja Daud, dan terus berkembang hingga zaman Yesus Kristus (Isa Almasih) mulai mewartakan ajarannya.
          Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa agama samawi[4] memiliki konflik yang pelik, bukan saja dalam hal kaidah[5] tetapi juga politis. Pada awalnya Yudaisme mengharapkan kedatangan Mesias sebagaimana yang dinubuatkan dalam Kitab Suci, namun mereka kecewa, Mesias dinubuatkan berasal dari keturunan Daud dan lahir di Bethlehem, sedangkan Yesus datang saat mulai pelayanannya dari Galilea, sehingga orang-orang Yahudi kecewa dan menolak bahwa Yesus adalah Mesias sehingga mereka menyerahkan Yesus kepada Pilatus untuk disalibkan. Lima ratus tahun setelah Yesus Kristus wafat, nabi Muhammad lahir di tanah Arab, kembali orang Yahudi kecewa, mereka masih menantikan Mesias sesuai dengan Nubuat, namun nabi berikutnya datang bukan datang dari keturunan Ishak[6] melainkan dari Ismail, makin tertusuklah bangsa Ibrani ini sehingga Yahudi dan Kristen, Yahudi dan Islam memiliki konflik yang cukup pelik bahkan hingga saat ini.
          Kekristenan tampaknya lebih maju sendiri dalam hal ke-Tuhan-an, mereka percaya bahwa Allah adalah Pribadi yang satu dalam tiga persona, tida pribadi, inilah yang disebut Trinitas. Kekristenan menganggap bahwa dalam Allah yang Esa itu ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus. Akan tetapi ajaran Trinitas sering disalah tafsirkan oleh banyak orang, bahkan muncul bidat-bidat yang dengan sengaja melawan Trinitas, mereka menyangkal bentuk Trinitas dan memberikan kesan bahwa tuhan Kristen itu ada tiga. Akan tetapi kekristenan tetap mengakui bahwa Allah itu satu, yang memiliki tiga pribadi.
          Islam lahir dan tumbuh di tanah Arab yang sebelumnya adalah negara paganisme, lahir sebagai agama Tauhid yang mengajarkan bahwa Allah itu esa, (Al-Ikhlas 1), dan tidak ada yang lain selain Dia. Sumber ajarannya adalah Al-Quran dan Al-Hadits, secara umum Islam dan Yudaisme sama, mereka menjunjung tinggi ke esaan Allah dan menolak segala bentuk berhala.
          Lalu bagaimana dengan agama Bahai dan Zoroasterisme? Kedua agama ini adalah agama sempalan yang senada dengan ke-Yahudi-an dan ke-Islam-an, keduanya mengakui bahwa Tuhan itu esa, agama Bahai adalah sinkretisme agama Hindu dan Islam, sama dengan Skit di India. Zoroaster adalah nama yang mencetuskan ajarannya zoroasterisme, nada dan nafas ajarannya adalah ke-esa-an Tuhan.
          Bagaimana pula dengan Hindu dan Konghucu? Memang kita mengenal kedua agama ini adalah agama yang memiliki banyak dewa dan dewi, namun mereka mengaku bahwa mereka adalah monotheisme, faktanya Hinduisme, dari ribuan dewa dan dewi, mereka mengakui hanya ada satu Tuhan, Upper God, yang bernama Wishnu, dari Wishnu-lah semua dan segala sesuatu berasal, sehingga agama Hindu mengaku sebagai agama Monotheisme, demikian juga Konghucu, mereka percaya pribadi yang bernama “Bunda Langit”, yaitu the Upper God dari semua dewa-dewi Konghucu, sedangkan agama Buddha adalah agama monotheisme namun sedikit mengalami sinkretisme dengan konghucu, mereka percaya bahwa Buddha adalah sumber kehidupan.
          Shinto adalah agama Monotheisme, dewi Matahari atau Amaterasu O-mi-Kami adalah dewi tertinggi, dari pada-Nya lahir semua kehidupan, walaupun orang Jepang mempercayai banyak dewa, tetapi tetap Dewi Matahari-lah yang banyak disembah.
          Demikianlah penjabaran singkat tentang Tuhan, kesimpulannya adalah bahwa Pribadi Adi Kodrati adalah Pribadi yang unik sehingga kehadirannya dalam lingkup umat beragama sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, Tuhan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata tetapi Iman dari hati-lah yang dapat menggambarkan siapah itu Tuhan, Iman-lah yang akan menjelaskan bahwa Tuhan adalah Pribadi tempat bernaung.


[1] Teologis berasal dari bahasa Yunani: theos yang berarti Tuhan atau Ilah, dan logos yang berarti ilmu atau perkataan.
[2] Agama
[3] Agama yang ada di daerah Paletina dan Arab.
[4] Yahudi, Kristen dan Islam
[5] Iman
[6] Nabi-nabi datang dari keturunan Ishak, sedangkan nabi Muhammad lahir dari keturunan Ismail moyang dari bangsa Arab.

Minggu, 13 Januari 2013

Saksi-Saksi Yehuwa 1


Saksi-Saksi Yehuwa
oleh: Anta Ramadhan
Saksi-saksi Yehuwa atau Jehovah Witnes adalah perkumpulan orang beriman yang berpegang pada nilai-nilai kebenaran Alkitab serta melaksanakan maksud tujuan yang terdapat dalam Alkitab. Dalam dunia kekristenan, pada dasarnya dibagi menjadi tiga aliran besar, yaitu Kristen Barat (Roma), Kristen Timur dan Gereja-gereja reformasi. Jika dilihat dalam perkembangannya SSY (Saksi-saksi Yehuwa) termasuk ke dalam Gereja reformasi, akan tetapi mereka tidak menyebut diri mereka sebagai salah satu Gereja reformasi tetapi menyebut diri mereka sebagai saksi Yehuwa, mereka bukan Katolik karena mereka tidak mengakui Paus di Roma dan tidak mengakui banyak ajaran Gereja Katolik, dan mereka bukan Gereja reformasi karena mereka tidak memisahkan diri dari Gereja mana pun.
Mereka adalah orang Kristen yang berusaha menjalankan nilai-nilai dan maksud tujuan Ilahi dalam Alkitab. Memang selama perjalanannya banyak orang tidak mengenal siapa Saksi-saksi Yehuwa itu, banyak orang yang mengenalnya hanya dari sisi negatif saja. Memang kemunculan mereka sangat kontrofersi karena mereka datang membawa kabar Kerajaan Allah dalam Alkitab kepada orang-orang (yang nota bene sudah beragama) dan mereka pergi dari rumah ke rumah untuk memberitakan kerajaan Allah itu. Mereka membawa Alkitab kemana pun mereka pergi, dan dengan penuh keramahan mereka memberitakan Injil. Sama seperti rasul Paulus yang berkeliling Asia kecil (Turki dan sekitarnya) membawa pesan tantang keselamatan dan kerajaan Allah yang suddah mendekat.
Saya kenal dengan seorang saksi Yehuwa, dan saya tidak menemukan apa yang dikatakan orang tentang mereka, hal-hal negatif tidak ada sama sekali, seiring berjalannya waktu, saya semakin kenal dengan apa yang disebut Saksi-saksi Yehuwa, mereka sama seperti kita pada umumnya, akan tetapi mereka hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab, yang menurut saya belum tentu orang-orang Kristen lain yang sering mencibir SSY ini dapat menjalankan prinsip-prinsip Alkitab. Saksi-saksi Yehuwa tidak memiliki banyak doktrin atau ajaran, mereka hanya memiliki satu ajaran utama adalah Alkitab. Saksi-saksi Yehuwa mencetak Alkitab mereka sendiri yang berjudul “Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru” yang menurut sumber terpercaya telah diterjemahkan lebih dari 250 bahasa di dunia dan telah disebarkan secara cuma-cuma kepada mereka yang membutuhkan pegangan hukum ini.
Banyak sumber sumber sekuler yang membicarakan saksi-saksi Yehuwa dengan tidak bertanggung jawab, sering saya temui bahwa sumber-sumber tersebut lebih menyudutkan SSY daripada memberikan suatu informasi yang benar; kebanyakan adalah seperti fitnah yang kejam bagi mereka. Menurut pandangan saya, semangat saksi-saksi Yehuwa dalam memberitakan Injil itu patut ditiru oleh orang-orang Kristen. Walau pun saksi-saksi Yehuwa memberitakan Injil kepada orang yang sudah beragama, mereka tidak memaksa orang lain untuk menjadi saksi-saksi Yehuwa, bahkan dalam perhimpunan (sebutnan bagi pertemuan ibadat, kebaktian mingguan) banyak orang-orang non Saksi datang dan ikut dalam perhimpunan mereka yang sangat kekeluargaan dan semua yang datang akan disambut dengan hangat.
Toleransi yang dibangun oleh saksi Yehuwa kepada agama lainlah yang membuat mengapa mereka sangat diterima di berbagai negara, bahkan mereka dapat pernghargaan sebagai warga negara yang baik, bandingkan dalam Roma 13:1-4, disana dikatakan bahwa kita harus tunduk kepada pemerintah yang berkuasa, mereka dengan tertib menjalankan perintah Alkitab tersebut dengan menjadi warga negara yang baik, walau  mereka tidak ikut dalam wajib militer, tetapi mereka tetap menghargai hukum negara.
Ini yang pertama tentang saksi-saksi Yehuwa, semoga bermanfaat…