Translate

Selasa, 17 September 2013

Tata Perayaan Ekaristi


Tata Gerak dalam Perayaan Ekaristi
Arikel kecil ini membahas tentang Tata gerak dalam Perayaan Ekaristi yang berdasarkan kepada TPE 2005 (buku Umat)

RITUS PEMBUKA.

Perarakan Masuk: Umat berdiri, menyambut Imam dan para pelayan lain (misdinar, lektor, Prodiakon, dan Diakon) memasuki ruang Altar, biasanya umat menyanyikan lagu pembuka seperti PS 319-339 atau MB 159-176. Ketika Imam (dan para pelayan) sampai ke depan altar Imam menyatakan penghormatannya dengan berlutut/ membungkuk, dan langsung mengambil tempat di altar/mimbar.
Tanda salib: Umat berdiri, mengikuti aba-aba dari imam membuat tanda salib, dahi, dada, bahu kiri bahu kanan. Ingat tanda salib harus dilakukan dengan penuh penghayatan, jangan asal buat sehingga mengaburkan makna Trinitas, dan Kuk pengorbanan Yesus.
Salam dan kata pengantar: Umat berdiri, Imam mengucapkan salam mis: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Putra-Nya, Yesus Kristus Beserta mu, Umat menjawab: Dan sertamu juga. Lalu mendengarkan kata pengantar yang bertujuan untuk mengarahkan umat kepada tema (inti) misteri yang dirayakan, setelah kata pengantar menyusul TOBAT.
Tobat: Umat Berlutut/berdiri. Dalam sikap Tobat yang benar (sesuai dengan TPE) adalah berlutut (genuflexit) yang bermakna kerendahan hati dan mohon ampun, akan tetapi dewasa ini banyak gereja yang saat doa Tobat berdiri dengan alasan ke-praktisan agar tidak terlalu banyak gerak yang besar (bertulut lalu berdiri), saat Kyrie Eleison (Tuhan kasihanilah) umat tetap berlutut.
Kemuliaan: Umat berdiri. Madah kemuliaan ditujukan kepada Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus yang isinya adalah Memuliakan Allah karena segala misteri penyelamatan Dunia. Madah kemuliaan dalam penggunaannya dalam Liturgi telah diatur dalam penanggalan Liturgi, biasanya di nyanyikan/didaraskan pada Hari Minggu, Hari raya, dan Pesta para Kudus.
Doa pembuka (collecta): Umat Berdiri. Doa pebuka atau collecta adalah doa yang membuka perayaan ekaristi setelah umat berhimpun (collecta=berkumpul), imam membawakan doa pembuka dan umat menjawab Amin.
LITURGI SABDA

Bacaan I: Umat duduk. mendengarkan bacaan yang diambil dari Perjanjian lama/perjanjian baru. Duduk diartikan sebagai kesediaan diri untuk mendengarkan sabda Allah.
Mazmur Tanggapan: Umat duduk. Umat turut menjawab dengan reffren mazmur tanggan.
Bacaan II: Umat duduk, Bacaan diambil dari bacaan Hari minggu atau hari raya.
Alleluya/bait pengantar Injil. Umat berdiri. Menyanyikan/menyerukan Alleluya/BPI.
Bacaan Injil: Umat Berdiri. Imam membacakan Injil dengan seruan pembuka:
I Tuhan sertamu:
U Dan setamu juga
I Inilah injil Yesus Kristus menurut santo (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes)
U Dimuliakanlah Tuhan. (disini umat membuat tanda salib kecil di dahi: yang menandakan mohon penerangan roh Kudus agar mampu mengerti sabda yang didengar, Mulut: memohon agar mampu mewartakannya, dan Dada: yang bermakna menyimpannya dalam hati dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari hari).
Umat mendengarkan pembacaan Injil hingga Imam berseru :Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya. Umat menjawab: Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup Kami.
Homili (khotbah): Umat duduk.
Syahadat: Umat berdiri. Imam mengajak umat untuk mengucapkan syahadat. Dalam Tata gerak syahadat selain berdiri adalah membungkuk atau berlulut yang dilakukan pada kata: "...Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan maria..." (syahadat Rasuli) dan "...Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria dan menjadi manusia..." (syahadat Nikea-konstantinpel). pada hari raya Natal diucapkan berlutut.
Doa umat: Umat berdiri.
LITURGI EKARISTI
Persembahan: Umat duduk. Seringkali ketika persembahan dihunjukan (Terpujilah Engkau ya Tuhan Allah semesta alam sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti.....) umat berlutut, memang ini tidak jelek apalagi dilarang akan tetapi tidak sesuai dengan TPE yang menuliskan duduk bukan berlutut. Akan tetapi itu kembali kepada pribadi masing-masing.
Doa persiapan persembahan: Umat berdiri. Imam berseru: Berdoalah saudara-saudari supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan kepada Allah, Bapa yang mahakuasa.Umat menjawab: semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus. Imam mengucapkan Doa persiapan persembahan dan dijawab umat: Amin.
Doa Syukur Agung

Dimulai saat dialog pebuka:
I Tuhan sertamu
U Dan sertamu juga
I Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U Sudah kami arahkan
I Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita
U Sudah layak dan sepantasnya.
I (mengucapkan Prefasi dari buku imam)
Prefasi diakhiri dengan seruan Kudus:
U: Kudus, Kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa, surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu terpujilah Engkau disurga, diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan, Terpujilah Engkau disurga.

Doa Sykur Agung. Umat berlutut/duduk (maksudnya adalah jika tidak memungkinkan untuk berlutut maka duduk diperbolehkan)

Doa Syukur Agung mempunyai beberapa bagian : bagian te Igitur yaitu doa yang ditujukan bagi Gereja, lau memperingati umat beriman, para Kudus (communicantes), Epiklesis I , Kisah Institusi (kisah perjamuan Yesus), Anamnesis, Epiklesis II, Doxologi (pujian kepada Allah Tri tunggal).

KOMUNI

Bapa Kami: Umat berdiri> mengucapkan doa Bapa kami, yang disusul dngan doa damai.

Saat Doa damai harap diperhatikan bagi semua umat beriman agar tidak mengucapkan doa ini, karena doa damai sendiri bersifat Presidensial (artinya Hanya untuk Imam yang memimpin) bukan umat, dalam TPE baru dalam buku umat pada bagian Doa Damai hanya di Tulis (pada ahir doa umat menjwab: Amin lih. TPE Umat hal 94 no 23). Imam menyatakan damai dengan kata: Damai Tuhan besertamu, umat menjawab; Dan sertamu juga. Umat bersalaman dengan orang di kanan-kiri, depan dan belakang dengan mengucapkan Damai Kristus.

ANAK DOMBA ALLAH (Agnus Dei)

Seruan Anak Domba Allah: Umat berlutut.
Persiapan Komuni: Umat berlutut. Setelah seruan Anak Domba Allah, imam mengangkat Roti dan Anggur dan berkata: Inilah Anak Domba Allah yang menghapus Dosa Dunia, Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya. umat menjwab: Ya Tuhan. saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalaj saja maka saya akan sembuh. Disini umat berdoa dalam hati mempersiapkan diri untuk menyambut Tubuh (dan Darah) Kristus.

Penerimaan Komuni. Umat menghampiri Imam dengan tangan kiri dirumpangkan di atas tangan kanan, Imam berseru Tubuh Kristus, umat menjawab Amin. Lalu kembali ke tempat duduk dengan hening.
Madah Pujian umat duduk.
Antifon Komuni (jika Ada) umat berdiri, biasanya langsung menyusul Doa sesudah Komuni, di ahir doa umat menjawab Amin. [Jika ada pengumuman umat duduk jika tidak ada tetap berdiri untuk menerima Berkat]

RITUS PENUTUP

Berkat penutup: Umat berdiri/berlutut, seperti halnya dalam Tobat demikian juga dalam berkat, tergantung kebiasaan gereja setempat, biasanya berkat di berikan berdiri tetapi ada beberapa paroki/stasi/kapel yang berlutut saat berkat.

Perarakan Keluar:Umat berdiri. dengan menyanyikan lagu penutup.

Terima kasih :D

Ekaristi


Ekaristi
"Sakramen yang terluhur ialah Ekaristi mahakudus, di dalamnya Kristus Tuhan sendiri dihadirkan, dikurbankan dan disantap, dan melaluinya Gereja selalu hidup dan berkembang. Kurban Ekaristi, kenangan wafat dan kebangkitan Tuhan, dimana Kurban salib diabadikan sepanjang masa, adalah puncak seluruh ibadat dan kehidupan kristiani dan sumber yang menandakan serta menghasilkan kesatuan umat Allah dan menyempurnakan pembangunan tubuh Kristus. Sedangkan sakramen lain dan semua karya kerasulan gerejawi melekat erat dengan Ekaristi mahakudus dan diarahkan kepadanya." KHK Kan. 897 (judul III Ekaristi Mahakudus).
Artikel sederhana ini akan menguraikan apa itu Ekaristi, makna dalam Ekaristi dan sisi Teologis dari sakramen Ekaristi sebagai sakramen puncak yang sungguh agung.

1. Pengertian Ekaristi

Ekaristi adalah pusat kehidupan, baik bagi gereja keseluruhan, Gereja setempat, maupun bagi kehidupan setian orang beriman. Sebab dalam Perayaan Ekaristi terletak karya Allah untuk memuliakan Bapa dengan perantaraan Putra-Nya. Kecuali itu PE merupakan pengenangan karya penebusan. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa karya penebusan dihadirkankembali pada saat sekarang untuk umat beriman; maksudnya supaya umat beriman dapat terlibat langsung dalam karya penebusan itu dan menikmati buahnya. Semua Perayaan ibadat lainnya, dan juga pekerjaan sehari-hari dalam kehidupan kristen, berkaitan erat dengan PE: bersumber dan diarahkan padanya. (bdk PUMR 1 dan KHK di atas).

2. Ekaristi Makna Berbagi

Dalam perayaan Ekaristi kita dihimpun untuk bersama berbagi, sebagai hakekat ekaristi yang adalah berbagi roti dan anggur yang sama (yaitu Yesus Kristus). Ekaristi juga mengajak kita untuk saling mengingat akan Saudara kita yang dikurbankan diatas kayu salib, Yesus memberikan Tubuh dan Darah-Nya kepada dunia sebagai Anak Domba Allah (Agnus Dei). Perjamuan Kudus ini akan makin terlihat unsur berbagi terutama saat kita memasuki Ritus Komuni saat pembagian Tubuh Kristus yang disambut umat dengan penuh Hormat. Dasar biblis (Dasar nas) dari peryaan Ekaristi adalah: Matius 26:26-29, Markus 14:22-25, Lukas 22:15-20, 1 Korintus 11:23-25. Dan dalam hal ini juga kita perhatikan ada unsur dari kisah Yesus memberi makan lima ribu orang (Mat. 14:13-21 pararel) dan Yesus memberi makan empat ribu orang (Mat. 15:32-39 pararel) yaitu: ".... Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, dan murid-murid-Nya mem-Bagi-bagikannya kepada orang banyak." (Mat. 14:19).

KERANGKA PERAYAAN EKARISTI
(Menurut TPE 2005)
RITUS PEMBUKA
Perarakan masuk.
Tanda salib.
Pengantar.
Tobat.
Tuhan Kasihani (Kyrie Eleison).
Kemuliaan (Gloria).
Doa Pembuka (Collecta).
LITURGI SABDA
Bacaan I.
Mazmur tanggapan.
Bacaan II
Alleluya/ Bait pengantar Injil.
Bacaan Injil.
Aklamasi sesudah Injil.
Homili (Khotbah)
Syahadat.
Doa Umat.
LITURGI EKARISTI
A. Persiapan persembahan.
Persiapan Persembahan.
Doa persiapan persembahan.
B. Doa Syukur Agung
a. Dialog pembuka.
b. Prefasi.
c. Kudus.

C. Komuni.
Bapa kami.
Embolisme.
Doa Damai.
Pemecahan Hosti.
Persiapan Komuni.
Penerimaan Tubuh (dan Darah) Kristus.
pembersihan bejana suci.
Saat hening,
(madah Pujian)
Doa sesudah Komuni (doa penutup).
RITUS PENUTUP
Pengumuman
Amanat Pengutusan
Berkat.
Pengutusan
Perarakan keluar

Minggu, 15 September 2013

Misa Tridentina - Komentar Singkat

Misa Tridentina - Komentar Singkat
Oleh Anta Ramadhan.
                Misa Tridentina adalah salah bentuk atau Forma Misa tradisional yang digunakan pada masa konsili Trente tahun 1545. Bentuk misa ini pada umumnya memiliki ciri khas yaitu altar yang menghadap timur atau Ad Orientem melekat pada dinding, dan umat berada di belakang imam [sedangkan sekarang misa dilakukan dengan imam menghadap umat].
                Hingga memasuki masa-masa konsili Vatikan II misa Tridentina atau lebih dikenal dengan misa Latin tradisional masih digunakan, walau sudah ada beberapa perombakan dari bentuk pertama. Di Indonesia khususnya misa Tridentina menggunakan apa yang disebut Missale Romanum 1962, dalam buku Missale tersebut dengan rinci menjelaskan bagaimana misa harus dirayakan, serta proprium-proprium untuk masa biasa, masa khusus, hari raya dan peringatan.
                Keunggulan Misa ini adalah keindahan dan keagungan yang terkandung di dalamnya, mazmur, nyanyian, Gradual, Alleluia, Antifon, semuanya dibawakan dengan indah dengan langgam nyanyian Gregorian. Tata gerak pun diperhatikan dengan teliti dan gerakan pun dilakukan dengan penuh penghayatan. Namun selain keunggulan, misa tridentina latin ini mempunyai kekurangan, dimana imam menghadap altar dan membelakangi umat, serta letak antara Altar dan panti umat begitu jauh, sehingga mengakibatkan peran aktif umat menjadi kurang, selain ikut bernyanyi saja. Pertisipasi umat dalam gerak dan doa pun kurang, sehingga dalam konsili Vatikan II dalam konstitusinya tentang liturgi suci atau Sacrosanctum Consilium mengatakan bahwa dalam liturgi suci, khusunya dalam perayaan Ekaristi hendaknya ada pertisipasi aktif dari umat, sehingga umat tidak lagi menjadi penonton pasif.
                Pasca Konsili Vatikan II, kebanyakan Gereja yang telah memimiliki altar Orientem atau yang melekat pada tembok, segera membangun altar baru yang tidak melekat pada tembok, dan berada di tengah-tengah antara panti Imam dan Umat, serta dalam IGMR atau Instituio Generalis Missale Romanum yang baru dijelaskan bahwa Tabernakel tidak berada di atas altar, tetapi terpisah atau berdiri sendiri, sehingga altar baru adalah meja perjamuan yang sesungguhnya.
                Misa yang dirayakan pada zaman modern ini adalah hasil perubahan dari Misa Tridentina, banyak doa yang disederhakan, nyanyian Ordinarium pun lebih sederhana dan mudah dibawakan terutama bagi umat, lalu dalam misa modern pula partisipasi umat dalam perayaan Ekaristi pun terlihat dengan jelas.
                Akan tetapi kembali kepada inti pembicaraan kita, Misa Tridentina dengan keindahan dan keluhurannya itu tetap menjadi salah satu daya tarik umat Gereja pada zaman modern ini, tahun 2007 Bapa Suci Benediktus XVI dalam Summorum Pontificum-nya pada tanggal 14 September 2007 pada pesta Salib Suci, memaklumkan untuk Misa Tridentina dapat dirayakan kembali, salah satunya adalah dengan dirayakannya kembali ritus Tridentina yang lebih dari 1500 tahun lalu dirayakan.
                Salah satu responnya adalah dengan adanya website tentang misa tridentina dan berbagai sumber tertulis dan multi media tersedia yang berkenaan dengan Misa Tridentina, saya sering membuka website tersebut, di www.sanctamissa.org situs ini berisi tentang ritus Tridentina. Selamat merayakan Misa Tradisional Latin, selamat merayakan misteri agung iman kita.