Translate

Selasa, 08 Oktober 2013

Merayakan Misa Tridentina Latin

BAGAIMANA RITUS TRIDENTINA LATIN DIRAYAKAN?
            Ritus Tridentina adalah salah satu dari kekayaan liturgi Gereja Katolik Roma yang mulai secara umum dipergunakan sejak Konsili Trente tahun 1550 yang dipromulgasikan oleh Paus Pius V dan dikenal juga sebagai Misa Forma Extraordinaria.
            Secara umum, ritus Tridentina adalah salah satu ritus yang paling lama penggunaannya, dan secara tradisi misa ini sudah mempunyai bentuknya yang khas sejak sebelum pembaruan Paus Gregorius Agung. Lalu apa yang menjadi ciri khas dari Misa ini, dan bagaimana Misa ini dirayakan?
            Dari sudut pandang Teologis ritus Tridentina menitik beratkan unsur apa yang dilakukan imam sebelum misa, maka yang menjadi ciri misa ini adalah adanya De Praeparatione sacerdotis celebraturi yaitu persiapan imam dan para pelayan altar di ruang sakristi. Dalam Misale Romanum 1550 terdapat rumusan-rumusan doa persiapan yang didoakan oleh imam yang akan merayakan misa, dan dalam Pedoman Perayaan yang biasa disebut Ritus Servandus, banyak hal yang menonjolkan peran imam sebagai selebran dalam misa. Sedangkan umat tidak banyak disebut.
            Setelah persiapan imam, - dan tetntu saja altar – imam berarak menuju altar dengan membawa piala lengkap dengan patena dan hosti besar. Sesampainya di altar imam berlutut dan meletakkan piala dan membuka buku Misale yang telah ditandai dengan pita terlebih dahulu, kemudian imam turun – karena letak altar lebih tinggi – dan memulai misa dengan tanda salib, dan Mazmur 42 aku hendak naik ke altar Allah (Introibo ad Altare Dei). Setelah pendarasan Mazmur yang bersahut-sahutan dengan pelayan altar, imam membuat pengakuan dosa; rumusannya sama dengan Confiteor yang sering kita pakai dalam Misa sekarang, namun ada perbedaan yang cukup signifikan:
Missale Romanum 1550:
Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, kepada Santa Perawan Maria, kepada Mikael Malaikat Agung, kepada Yohanes Pembaptis, kepada Rasul Santo Petrus dan Paulus, serta semua orang kudus, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran, perkataan dan perbuatan: saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada Mikael Malaikat Agung, kepada Yohanes Pembaptis, kepada Rasul Santo Petrus dan Paulus, serta semua orang kudus, dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
Kata yang dicetak miring adalah kata-kata yang sekarang tidak ada lagi, sedangkan yang dicetak tebal dan garis bawah adalah kata-kata yang digunakan oleh Imam selebran, sedangkan pelayan altar akan berkata: kepadamu bapa. Karena pada ritus ini ada dua kali pengakuan dosa, yaitu oleh imam dan misdinar.
Missale Romanum 2002 (Promulgasi Paus Yohanes Paulus II)
Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian, saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
Pada missale Romanum 2002, terlihat adanya peringkasan yang mendalam. Dan pengakuan dilakukan bersama – imam dan umat – sehingga tidak ada perbedaan antara imam dan umat, apalagi misdinar.
            Dalam Misale Romanum 1550 terdapat absolusi yang sama dengan absolusi ketika kita menerima sakramen pengakuan: indulgentiam absolutionem et remissiónem peccatórum nostrórum tríbuat nobis omnipotens et misericors Dominus. Sedangkan sekarang tidak ada. Namun kata: Misereatur tui omnipotens Deus (semoga Allah yang Mahakuasa…) pada akhir pengkuan yang diucapkan imam tetap dipertahankan.
            Setelah absolusi, imam naik ke altar sambil berdoa Aufer a nobis, dan Oremus te Domini. Mencium Altar, pergi ke sisi kanan altar dan membaca Introitus atau antifon pembuka, ketika membaca antifon pembuka imam membuat tanda salib. Kemudian imam pergi ketengah altar dan mengucapkan Kyrie eleison sebanyak Sembilan kali, enam kali Kyrie eleison dan tiga kali Christe eleison:
Kyrie eleison.
Kyrie eleison.
Kyrie eleison.
Christe eleison
Christe eleison
Christe eleison
Kyrie eleison.
Kyrie eleison.
Kyrie eleison.
Jika Gloria diwajibkan maka ketika kata: Adoramus te, Iesu Christe, Suscipe deprecationem nostram, menundukan kepala, dan pada kata: cum sancto Spiritu membuat tanda salib.
            Collecta atau doa pembuka, imam mencium altar dan berbalik ke arah umat, dan berkata: Dominus Vobis cum (Tuhan sertamu) dan umat menjawab Et cum spiritu tuo (Dan sertamu juga), lalu imam mengajak umat untuk berdoa: Oremus (marilah berdoa), Imam mengucapkan Collecta dan pada akhir doa umat menjawab Amin.
            Bacaan kitab suci dibawakan oleh imam pada misa Lekta, (misa yang tidak dinyanyikan), imam membacakannya dari sisi kanan altar, setelah bacaan selesai dilanjutkan kepada Graduale sebagai mazmur tanggapan. Ketika imam membacakan alleluia umat berdiri, dan imam pergi ketengah altar. Imam membungkuk dan berdoa Munda cor meum ac labia mea dan Jube Domine benedicere dan kemudian imam pergi ke sisi kiri altar dan membuka bacaan Injil yang sama dengan Missale Romanum 2002, Tuhan sertamu/ dan sertamu juga. Inilah Injil Yesus Kristus menurut NN/dimuliakanlah Tuhan.
            Pada Misa Cantata (misa yang dinyanyikan) diadakan homili yang didahului dengan tanda salib, dan ditutup dengan tanda salib juga. Pada hari Minggu dan Hari raya imam mengajak mengucapkan atau menyanyikan Credo.            Perbedaan dasar sebagai penutup liturgi sabda adalah: jika dalam Missale 2002 ada yang disebut doa umat, tapi dalam Missale 1550 tidak ada.
            Ordo Missae 1550 tidak banyak perbedaan mulai dari persiapan persembahan, hingga komuni, yang berbeda adalah:
1.      Doa persiapan untuk roti dan anggur berbeda, dan adanya doa epiklese pada persiapan persembahan: Veni sanctificator
2.      Doa-doa yang panjang untuk mengantar persembahan masuk ke dalam Kanon Misa.
3.      Doa persiapan persembahan yang dibacakan lirih oleh imam.
4.      Hanya ada 1 Doa Syukur Agung, yaitu DSA I dalam TPE 2002.
5.      DSA dibacakan lirih oleh Imam.
6.      Doa Bapa kami hanya diucapkan oleh imam, umat hanya mengucapkan: sed liberanos amalo. (dan bebaskanlah kami dari yang jahat), tidak ada penutup: sebab Engkaulah raja…
7.      Embolisme dicakan imam dengan lirih.
8.      Pemecahan roti dan pencampuran fermentum ke dalam piala sama dengan MR 2002.
9.      Tidak adanya ritus Pacis. (dalam hal ini tidak ada ajakan untuk memberikan salam damai) doa damai ada namun hanya diucapkan imam.
10.  Kata Dominus non sum dignus (Ya Tuhan saya tidak pantas) diucapkan tiga kali.
11.  Ajakan komuni tidak ada kata Berbahagialah kita yang diundang…,
12.  Penerimaan komuni imam berkata: semoga tubuh Kristus selalu melindungi hingga hidup yang kekal. Sedangkan pada MR 2002: hanya Tubuh Kristus, dan umat menjawab: Amin.
Ritus Penutup, berlangsung sama, adanya doa penutup, dan berkat, namun yang menonjol dari MR 1550 adalah setelah berkat penutup, yaitu pembacaan Injil Yohanes 1:1-14. Lalu biasanya setelah bacaan Injil terakhir ini, sebelum meninggalkan altar dibacakan doa Leonin, dan setelah itu baru imam mengambil piala dan kembali ke sakristi.

Rabu, 02 Oktober 2013

Rosario - sebagai refleksi bulan rosario -

Refleksi tentang Bulan Rosario
Bulan Oktober dalam tradisi gereja Katolik adalah sebagai bulan Rosario, dalam bulan ini biasanya banyak umat beriman pergi ke tempat-tempat peziarahan, seperti Sendangsono, gua Maria di Kaliori, Puh Sarang dan sebagainya untuk berdoa Rosario. Dalam bulan ini juga banyak Gereja dan kapel, serta dalam kelompok-kelompok jemaat rajin mengadakan doa Rosario, dan bahkan intensitasnya sangat besar.
Bulan Oktober diperingati sebagai bulan untuk menghormati Bunda Maria melalui Rosario, dan hal ini juga didukung dengan adanya satu perayaan liturgi, yaitu pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosari pada tanggal 7 Oktober.
Mengapa harus menghormati Bunda Maria dengan Rosario? Padahal ada bulan Maria, yaitu pada bulan Mei, dimana devosi tidak dibatasi pada Rosario saja. Jawabannya kiranya lebih pada penekanan makna Rosario sebagai devosi umat yang paling luas penggunaannya dalam lingkup umat beriman.  Dalam ketekismus Gereja Katolik, (KGK) 971 bagian akhir, - Rosario, merupakan “ringkasan seluruh Injil” – dalam hal ini jugalah mengapa mendiang Santo Paus Yohanes Paulus II sering menyerukan untuk mendoakan Rosario seraya merenungkan misteri-misteri Injil Kristus, dimana kisah keselamatan (Eskatologis) digambarkan dengan singkat, padat dan jelas.
Apakah diperboleh menghormati Bunda Maria? Mengapa kita berdoa kepada Maria melalui Rosario? Sering pertanyaan ini muncul begitu saja dikalangan segelintir umat, jawaban dari pertanyaan itu hendaknya kita melihat latar secara dogmatis: 1) Bunda Maria sebagai Bunda Allah, ia mengatakan fiat kepada Malaikat sebagai pernyataan kesanggupannya untuk mengemban tugas sebagai perantara keselamatan itu, maka sudah sepantasnya kita menghormati Bunda Maria atas sikap dan keputusannya sebagai pintu keselamatan. 2) Bunda Maria adalah tabernakel abadi, maksudnya bahwa Tuhan Yesus berkenan hadir ke dalam dunia melalui Bunda Maria, dalam kandungannyalah Sang Sabda hadir ditengah dunia. 3) Bunda Maria memberikan kita suatu teladan mahaluhur, yaitu mau mengikuti Sang Mesias walaupun pada akhirnya ia harus menderita, bunda memberikan kita suatu contoh, bahwa kita sebagai pengikut Kristus, harus mau dan sanggup ikut Yesus sampai akhir.
Dalam misteri Rosario inilah kita dapat memahami apa yang dikehendaki Allah kepada manusia melalui PutraNya, dalam hal ini kita memohon kepada Bunda Maria untuk menjadi pengantara kita kepada Allah, Bunda Maria sebagai Bunda Allah sendiri tidak akan menolak mereka yang berseru kepadanya. Dan mengapa kita tidak meminta doa Bunda Maria untuk perlindungan kita. Rosario memberikan kekuatan bagi mereka yang lemah, dan memberikan suatu hidup dalam sang pintu hidup.
Mari kita bersama merenungkan misteri suci Rosario sebagai tanda bakti kita kepada Sang Bunda. Sancta Maria, Mater Dei, ora pro nobis peccatoribus nunc et in hora mortis nostrae. Amen.(ARM)

Selasa, 17 September 2013

Tata Perayaan Ekaristi


Tata Gerak dalam Perayaan Ekaristi
Arikel kecil ini membahas tentang Tata gerak dalam Perayaan Ekaristi yang berdasarkan kepada TPE 2005 (buku Umat)

RITUS PEMBUKA.

Perarakan Masuk: Umat berdiri, menyambut Imam dan para pelayan lain (misdinar, lektor, Prodiakon, dan Diakon) memasuki ruang Altar, biasanya umat menyanyikan lagu pembuka seperti PS 319-339 atau MB 159-176. Ketika Imam (dan para pelayan) sampai ke depan altar Imam menyatakan penghormatannya dengan berlutut/ membungkuk, dan langsung mengambil tempat di altar/mimbar.
Tanda salib: Umat berdiri, mengikuti aba-aba dari imam membuat tanda salib, dahi, dada, bahu kiri bahu kanan. Ingat tanda salib harus dilakukan dengan penuh penghayatan, jangan asal buat sehingga mengaburkan makna Trinitas, dan Kuk pengorbanan Yesus.
Salam dan kata pengantar: Umat berdiri, Imam mengucapkan salam mis: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Putra-Nya, Yesus Kristus Beserta mu, Umat menjawab: Dan sertamu juga. Lalu mendengarkan kata pengantar yang bertujuan untuk mengarahkan umat kepada tema (inti) misteri yang dirayakan, setelah kata pengantar menyusul TOBAT.
Tobat: Umat Berlutut/berdiri. Dalam sikap Tobat yang benar (sesuai dengan TPE) adalah berlutut (genuflexit) yang bermakna kerendahan hati dan mohon ampun, akan tetapi dewasa ini banyak gereja yang saat doa Tobat berdiri dengan alasan ke-praktisan agar tidak terlalu banyak gerak yang besar (bertulut lalu berdiri), saat Kyrie Eleison (Tuhan kasihanilah) umat tetap berlutut.
Kemuliaan: Umat berdiri. Madah kemuliaan ditujukan kepada Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus yang isinya adalah Memuliakan Allah karena segala misteri penyelamatan Dunia. Madah kemuliaan dalam penggunaannya dalam Liturgi telah diatur dalam penanggalan Liturgi, biasanya di nyanyikan/didaraskan pada Hari Minggu, Hari raya, dan Pesta para Kudus.
Doa pembuka (collecta): Umat Berdiri. Doa pebuka atau collecta adalah doa yang membuka perayaan ekaristi setelah umat berhimpun (collecta=berkumpul), imam membawakan doa pembuka dan umat menjawab Amin.
LITURGI SABDA

Bacaan I: Umat duduk. mendengarkan bacaan yang diambil dari Perjanjian lama/perjanjian baru. Duduk diartikan sebagai kesediaan diri untuk mendengarkan sabda Allah.
Mazmur Tanggapan: Umat duduk. Umat turut menjawab dengan reffren mazmur tanggan.
Bacaan II: Umat duduk, Bacaan diambil dari bacaan Hari minggu atau hari raya.
Alleluya/bait pengantar Injil. Umat berdiri. Menyanyikan/menyerukan Alleluya/BPI.
Bacaan Injil: Umat Berdiri. Imam membacakan Injil dengan seruan pembuka:
I Tuhan sertamu:
U Dan setamu juga
I Inilah injil Yesus Kristus menurut santo (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes)
U Dimuliakanlah Tuhan. (disini umat membuat tanda salib kecil di dahi: yang menandakan mohon penerangan roh Kudus agar mampu mengerti sabda yang didengar, Mulut: memohon agar mampu mewartakannya, dan Dada: yang bermakna menyimpannya dalam hati dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari hari).
Umat mendengarkan pembacaan Injil hingga Imam berseru :Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya. Umat menjawab: Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup Kami.
Homili (khotbah): Umat duduk.
Syahadat: Umat berdiri. Imam mengajak umat untuk mengucapkan syahadat. Dalam Tata gerak syahadat selain berdiri adalah membungkuk atau berlulut yang dilakukan pada kata: "...Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan maria..." (syahadat Rasuli) dan "...Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria dan menjadi manusia..." (syahadat Nikea-konstantinpel). pada hari raya Natal diucapkan berlutut.
Doa umat: Umat berdiri.
LITURGI EKARISTI
Persembahan: Umat duduk. Seringkali ketika persembahan dihunjukan (Terpujilah Engkau ya Tuhan Allah semesta alam sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti.....) umat berlutut, memang ini tidak jelek apalagi dilarang akan tetapi tidak sesuai dengan TPE yang menuliskan duduk bukan berlutut. Akan tetapi itu kembali kepada pribadi masing-masing.
Doa persiapan persembahan: Umat berdiri. Imam berseru: Berdoalah saudara-saudari supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan kepada Allah, Bapa yang mahakuasa.Umat menjawab: semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus. Imam mengucapkan Doa persiapan persembahan dan dijawab umat: Amin.
Doa Syukur Agung

Dimulai saat dialog pebuka:
I Tuhan sertamu
U Dan sertamu juga
I Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U Sudah kami arahkan
I Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita
U Sudah layak dan sepantasnya.
I (mengucapkan Prefasi dari buku imam)
Prefasi diakhiri dengan seruan Kudus:
U: Kudus, Kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa, surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu terpujilah Engkau disurga, diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan, Terpujilah Engkau disurga.

Doa Sykur Agung. Umat berlutut/duduk (maksudnya adalah jika tidak memungkinkan untuk berlutut maka duduk diperbolehkan)

Doa Syukur Agung mempunyai beberapa bagian : bagian te Igitur yaitu doa yang ditujukan bagi Gereja, lau memperingati umat beriman, para Kudus (communicantes), Epiklesis I , Kisah Institusi (kisah perjamuan Yesus), Anamnesis, Epiklesis II, Doxologi (pujian kepada Allah Tri tunggal).

KOMUNI

Bapa Kami: Umat berdiri> mengucapkan doa Bapa kami, yang disusul dngan doa damai.

Saat Doa damai harap diperhatikan bagi semua umat beriman agar tidak mengucapkan doa ini, karena doa damai sendiri bersifat Presidensial (artinya Hanya untuk Imam yang memimpin) bukan umat, dalam TPE baru dalam buku umat pada bagian Doa Damai hanya di Tulis (pada ahir doa umat menjwab: Amin lih. TPE Umat hal 94 no 23). Imam menyatakan damai dengan kata: Damai Tuhan besertamu, umat menjawab; Dan sertamu juga. Umat bersalaman dengan orang di kanan-kiri, depan dan belakang dengan mengucapkan Damai Kristus.

ANAK DOMBA ALLAH (Agnus Dei)

Seruan Anak Domba Allah: Umat berlutut.
Persiapan Komuni: Umat berlutut. Setelah seruan Anak Domba Allah, imam mengangkat Roti dan Anggur dan berkata: Inilah Anak Domba Allah yang menghapus Dosa Dunia, Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya. umat menjwab: Ya Tuhan. saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalaj saja maka saya akan sembuh. Disini umat berdoa dalam hati mempersiapkan diri untuk menyambut Tubuh (dan Darah) Kristus.

Penerimaan Komuni. Umat menghampiri Imam dengan tangan kiri dirumpangkan di atas tangan kanan, Imam berseru Tubuh Kristus, umat menjawab Amin. Lalu kembali ke tempat duduk dengan hening.
Madah Pujian umat duduk.
Antifon Komuni (jika Ada) umat berdiri, biasanya langsung menyusul Doa sesudah Komuni, di ahir doa umat menjawab Amin. [Jika ada pengumuman umat duduk jika tidak ada tetap berdiri untuk menerima Berkat]

RITUS PENUTUP

Berkat penutup: Umat berdiri/berlutut, seperti halnya dalam Tobat demikian juga dalam berkat, tergantung kebiasaan gereja setempat, biasanya berkat di berikan berdiri tetapi ada beberapa paroki/stasi/kapel yang berlutut saat berkat.

Perarakan Keluar:Umat berdiri. dengan menyanyikan lagu penutup.

Terima kasih :D

Ekaristi


Ekaristi
"Sakramen yang terluhur ialah Ekaristi mahakudus, di dalamnya Kristus Tuhan sendiri dihadirkan, dikurbankan dan disantap, dan melaluinya Gereja selalu hidup dan berkembang. Kurban Ekaristi, kenangan wafat dan kebangkitan Tuhan, dimana Kurban salib diabadikan sepanjang masa, adalah puncak seluruh ibadat dan kehidupan kristiani dan sumber yang menandakan serta menghasilkan kesatuan umat Allah dan menyempurnakan pembangunan tubuh Kristus. Sedangkan sakramen lain dan semua karya kerasulan gerejawi melekat erat dengan Ekaristi mahakudus dan diarahkan kepadanya." KHK Kan. 897 (judul III Ekaristi Mahakudus).
Artikel sederhana ini akan menguraikan apa itu Ekaristi, makna dalam Ekaristi dan sisi Teologis dari sakramen Ekaristi sebagai sakramen puncak yang sungguh agung.

1. Pengertian Ekaristi

Ekaristi adalah pusat kehidupan, baik bagi gereja keseluruhan, Gereja setempat, maupun bagi kehidupan setian orang beriman. Sebab dalam Perayaan Ekaristi terletak karya Allah untuk memuliakan Bapa dengan perantaraan Putra-Nya. Kecuali itu PE merupakan pengenangan karya penebusan. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa karya penebusan dihadirkankembali pada saat sekarang untuk umat beriman; maksudnya supaya umat beriman dapat terlibat langsung dalam karya penebusan itu dan menikmati buahnya. Semua Perayaan ibadat lainnya, dan juga pekerjaan sehari-hari dalam kehidupan kristen, berkaitan erat dengan PE: bersumber dan diarahkan padanya. (bdk PUMR 1 dan KHK di atas).

2. Ekaristi Makna Berbagi

Dalam perayaan Ekaristi kita dihimpun untuk bersama berbagi, sebagai hakekat ekaristi yang adalah berbagi roti dan anggur yang sama (yaitu Yesus Kristus). Ekaristi juga mengajak kita untuk saling mengingat akan Saudara kita yang dikurbankan diatas kayu salib, Yesus memberikan Tubuh dan Darah-Nya kepada dunia sebagai Anak Domba Allah (Agnus Dei). Perjamuan Kudus ini akan makin terlihat unsur berbagi terutama saat kita memasuki Ritus Komuni saat pembagian Tubuh Kristus yang disambut umat dengan penuh Hormat. Dasar biblis (Dasar nas) dari peryaan Ekaristi adalah: Matius 26:26-29, Markus 14:22-25, Lukas 22:15-20, 1 Korintus 11:23-25. Dan dalam hal ini juga kita perhatikan ada unsur dari kisah Yesus memberi makan lima ribu orang (Mat. 14:13-21 pararel) dan Yesus memberi makan empat ribu orang (Mat. 15:32-39 pararel) yaitu: ".... Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, dan murid-murid-Nya mem-Bagi-bagikannya kepada orang banyak." (Mat. 14:19).

KERANGKA PERAYAAN EKARISTI
(Menurut TPE 2005)
RITUS PEMBUKA
Perarakan masuk.
Tanda salib.
Pengantar.
Tobat.
Tuhan Kasihani (Kyrie Eleison).
Kemuliaan (Gloria).
Doa Pembuka (Collecta).
LITURGI SABDA
Bacaan I.
Mazmur tanggapan.
Bacaan II
Alleluya/ Bait pengantar Injil.
Bacaan Injil.
Aklamasi sesudah Injil.
Homili (Khotbah)
Syahadat.
Doa Umat.
LITURGI EKARISTI
A. Persiapan persembahan.
Persiapan Persembahan.
Doa persiapan persembahan.
B. Doa Syukur Agung
a. Dialog pembuka.
b. Prefasi.
c. Kudus.

C. Komuni.
Bapa kami.
Embolisme.
Doa Damai.
Pemecahan Hosti.
Persiapan Komuni.
Penerimaan Tubuh (dan Darah) Kristus.
pembersihan bejana suci.
Saat hening,
(madah Pujian)
Doa sesudah Komuni (doa penutup).
RITUS PENUTUP
Pengumuman
Amanat Pengutusan
Berkat.
Pengutusan
Perarakan keluar

Minggu, 15 September 2013

Misa Tridentina - Komentar Singkat

Misa Tridentina - Komentar Singkat
Oleh Anta Ramadhan.
                Misa Tridentina adalah salah bentuk atau Forma Misa tradisional yang digunakan pada masa konsili Trente tahun 1545. Bentuk misa ini pada umumnya memiliki ciri khas yaitu altar yang menghadap timur atau Ad Orientem melekat pada dinding, dan umat berada di belakang imam [sedangkan sekarang misa dilakukan dengan imam menghadap umat].
                Hingga memasuki masa-masa konsili Vatikan II misa Tridentina atau lebih dikenal dengan misa Latin tradisional masih digunakan, walau sudah ada beberapa perombakan dari bentuk pertama. Di Indonesia khususnya misa Tridentina menggunakan apa yang disebut Missale Romanum 1962, dalam buku Missale tersebut dengan rinci menjelaskan bagaimana misa harus dirayakan, serta proprium-proprium untuk masa biasa, masa khusus, hari raya dan peringatan.
                Keunggulan Misa ini adalah keindahan dan keagungan yang terkandung di dalamnya, mazmur, nyanyian, Gradual, Alleluia, Antifon, semuanya dibawakan dengan indah dengan langgam nyanyian Gregorian. Tata gerak pun diperhatikan dengan teliti dan gerakan pun dilakukan dengan penuh penghayatan. Namun selain keunggulan, misa tridentina latin ini mempunyai kekurangan, dimana imam menghadap altar dan membelakangi umat, serta letak antara Altar dan panti umat begitu jauh, sehingga mengakibatkan peran aktif umat menjadi kurang, selain ikut bernyanyi saja. Pertisipasi umat dalam gerak dan doa pun kurang, sehingga dalam konsili Vatikan II dalam konstitusinya tentang liturgi suci atau Sacrosanctum Consilium mengatakan bahwa dalam liturgi suci, khusunya dalam perayaan Ekaristi hendaknya ada pertisipasi aktif dari umat, sehingga umat tidak lagi menjadi penonton pasif.
                Pasca Konsili Vatikan II, kebanyakan Gereja yang telah memimiliki altar Orientem atau yang melekat pada tembok, segera membangun altar baru yang tidak melekat pada tembok, dan berada di tengah-tengah antara panti Imam dan Umat, serta dalam IGMR atau Instituio Generalis Missale Romanum yang baru dijelaskan bahwa Tabernakel tidak berada di atas altar, tetapi terpisah atau berdiri sendiri, sehingga altar baru adalah meja perjamuan yang sesungguhnya.
                Misa yang dirayakan pada zaman modern ini adalah hasil perubahan dari Misa Tridentina, banyak doa yang disederhakan, nyanyian Ordinarium pun lebih sederhana dan mudah dibawakan terutama bagi umat, lalu dalam misa modern pula partisipasi umat dalam perayaan Ekaristi pun terlihat dengan jelas.
                Akan tetapi kembali kepada inti pembicaraan kita, Misa Tridentina dengan keindahan dan keluhurannya itu tetap menjadi salah satu daya tarik umat Gereja pada zaman modern ini, tahun 2007 Bapa Suci Benediktus XVI dalam Summorum Pontificum-nya pada tanggal 14 September 2007 pada pesta Salib Suci, memaklumkan untuk Misa Tridentina dapat dirayakan kembali, salah satunya adalah dengan dirayakannya kembali ritus Tridentina yang lebih dari 1500 tahun lalu dirayakan.
                Salah satu responnya adalah dengan adanya website tentang misa tridentina dan berbagai sumber tertulis dan multi media tersedia yang berkenaan dengan Misa Tridentina, saya sering membuka website tersebut, di www.sanctamissa.org situs ini berisi tentang ritus Tridentina. Selamat merayakan Misa Tradisional Latin, selamat merayakan misteri agung iman kita.

Kamis, 14 Februari 2013

Paus Benediktus Mengundurkan diri?


Paus Benediktus XVI: Mengundurkan diri.
013-liturgy-and-church-music.jpg            Joseph Alois Ratzinger atau lebih dikenal sebagai Paus Benediktus XVI yang terpilih menjadi Paus pada tahun 2005 ini, pada tanggal 13 Februari 2013 waktu Vatikan menyatakan mengundurkan diri dari takhta ke-paus-annya. Selama 8 tahun Paus Benediktus duduk sebagai pemimpin umat Katolik seluruh dunia, karya-karyanya dalam bidang pastoral dan perdamaian telah banyak disumbangkannya bagi dunia. Di mata umat, Paus Benediktus adalah orang yang humoris dan cinta damai, banyak umat yang terkejut dengan berita pengunduran dirinya sebagai Paus ke 265 dalam sejarah Gereja Katolik ini.
            Konklaf direncanakan akan berlangsung tidak lebih dari akhir bulan Maret mendatang. Ada kabar beredar tentang penggantian Paus Benediktus, antara lain adalah berita tentang kandidat paus berikutnya adalah dari negara berkembang, setidaknya dari Afrika dan Amerika latin. Dalam konklaf para kardinal akan memilih paus baru dan mengumumkannya dari balkon Basilika Santo Petrus dalam acara Habemus Papam!
            Dalam hukum Gereja pengunduran diri dari jabatan gerejawi adalah hal yang lumrah, pengunduran diri terjadi karena banyak faktor, yang paling mungkin adalah kesehatan. Sejak  tulisan ini dirilis belum ada berita yang lebih rinci lagi tentang pengunduruan diri Paus Benediktus XVI. (arm)

Selasa, 29 Januari 2013

Siapakah Tuhan? Pandangan dari Sudut Teologis Umum



SIAPAKAH TUHAN?

Oleh: Anta Ramadhan

          Banyak orang yang merasa dirinya mengenal Tuhan yang ia sembah, banyak orang pula yang tidak peduli siapa atau apa yang ia sembah. Pribadi Adi Kodrati itu sungguh sangat rumit jika ditelusuri dari berbagai sudut pandang teologis[1]. Lalu muncullah gerakan filsafat yang mencoba menjelaskan Tuhan sebagai Pribadi yang dapat dijelaskan dengan rinci, namun apa daya jauh panggang dari api, hal itu tidak menyelesaikannya.
          Bagi kebanyakan orang yang mengaku beragama mengenal Tuhannya dari teks kitab suci, dan hanya terbatas pada ajaran para guru atau alim ulama. Pengetahuan tentang Tuhan dipersempit dengan batas-batas ajaran doktrin agama, Tuhan menjadi suatu yang eklusif dan terkesan hanya milik golongan tertentu. Pada intinya mengenal Tuhan itu bukan dari apa yang kita anut[2], melainkan dari renungan kita tentang Pribadi Adi Kodrati tersebut.
          Jauh ribuan tahun lalu, ketika zaman prasejarah, orang-orang zaman itu sudah mengenal yang namanya “Tuhan” itu, mereka mencoba berkomunikasi dengan-Nya, dan timbullah sistem kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Polytheisme, Totemisme, Paganisme, dan yang paling muda adalah lahirnya Monotheisme yang lahir dari tanah timur tengah. Sebagai sistem kepercayaan yang terus terpelihara, maka muncullah suatu ajaran atau doktrin dari sistem kepercayaan tersebut, misalkan adanya upacara persembahan, upacara kematian dsb.
          Memasuki masa sejarah, sistem kepercayaan itu kian lama berubah dan bahkan hilang, namun tetap pengaruhnya masih sama, seperti Polytheisme masih terus terpelihara hingga sekarang, walaupun bentuknya tidak sama dengan yang pada zaman prasejarah, Polytheisme dianut hampir diseluruh Eropa hingga jatuhnya Helenisme dan berkembangnya kekristenan, bangsa Romawi dan Yunani mempunyai banyak dewa dan dewi yang merupakan personifikasi dari unsur alam, Zeus dewa Petir, Atlas dewa bumi dll.
          Paganisme merupakah bentuk penyembahan objek terlihat dan lebih menekankan penyembahan dengan korban hidup, walaupun memiliki corak yang sama dengan Polytheisme, Paganisme agaknya berbeda sedikit dari sistem upacara dan tradisi. Di Asia terdapat pula agama Polytheisme, antara lain Hindu, Konghucu dan agama tanah Kanaan[3], walaupun belakangan agama Hindu dan Konghucu menyebut dirinya agama Monotheis. Pengaruh Polytheisme di Indonesia secara umum diterima dari kedatangan orang-orang Hindu abad 8.
          Kita bahas tentang Monotheisme. Secara umum Monotheisme yang mempunyai pengaruh terbesar ada tiga yaitu Yahudi (Yudaisme), Kristen, dan Islam. Yudaisme adalah salah satu bentuk kepercayaan Monotheisme yang sangat menekankan aspek bahwa Allah itu esa (bdk Ulangan 6:4), mereka menolak bentuk peribadahan yang menolak ajaran ke-esa-an Ilahi. Ketika bangsa Ibrani datang ke tanah Kanaan mereka mendapat sandungan dari bangsa asli tanah Kanaan, orang Amon, orang Filistin dsb, adalah penyembah banyak dewa, sehingga bangsa Ibrani harus memperjuangkan integritas mereka kepada Yahwe. Terus berkembang dari Musa hingga raja Daud, dan terus berkembang hingga zaman Yesus Kristus (Isa Almasih) mulai mewartakan ajarannya.
          Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa agama samawi[4] memiliki konflik yang pelik, bukan saja dalam hal kaidah[5] tetapi juga politis. Pada awalnya Yudaisme mengharapkan kedatangan Mesias sebagaimana yang dinubuatkan dalam Kitab Suci, namun mereka kecewa, Mesias dinubuatkan berasal dari keturunan Daud dan lahir di Bethlehem, sedangkan Yesus datang saat mulai pelayanannya dari Galilea, sehingga orang-orang Yahudi kecewa dan menolak bahwa Yesus adalah Mesias sehingga mereka menyerahkan Yesus kepada Pilatus untuk disalibkan. Lima ratus tahun setelah Yesus Kristus wafat, nabi Muhammad lahir di tanah Arab, kembali orang Yahudi kecewa, mereka masih menantikan Mesias sesuai dengan Nubuat, namun nabi berikutnya datang bukan datang dari keturunan Ishak[6] melainkan dari Ismail, makin tertusuklah bangsa Ibrani ini sehingga Yahudi dan Kristen, Yahudi dan Islam memiliki konflik yang cukup pelik bahkan hingga saat ini.
          Kekristenan tampaknya lebih maju sendiri dalam hal ke-Tuhan-an, mereka percaya bahwa Allah adalah Pribadi yang satu dalam tiga persona, tida pribadi, inilah yang disebut Trinitas. Kekristenan menganggap bahwa dalam Allah yang Esa itu ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus. Akan tetapi ajaran Trinitas sering disalah tafsirkan oleh banyak orang, bahkan muncul bidat-bidat yang dengan sengaja melawan Trinitas, mereka menyangkal bentuk Trinitas dan memberikan kesan bahwa tuhan Kristen itu ada tiga. Akan tetapi kekristenan tetap mengakui bahwa Allah itu satu, yang memiliki tiga pribadi.
          Islam lahir dan tumbuh di tanah Arab yang sebelumnya adalah negara paganisme, lahir sebagai agama Tauhid yang mengajarkan bahwa Allah itu esa, (Al-Ikhlas 1), dan tidak ada yang lain selain Dia. Sumber ajarannya adalah Al-Quran dan Al-Hadits, secara umum Islam dan Yudaisme sama, mereka menjunjung tinggi ke esaan Allah dan menolak segala bentuk berhala.
          Lalu bagaimana dengan agama Bahai dan Zoroasterisme? Kedua agama ini adalah agama sempalan yang senada dengan ke-Yahudi-an dan ke-Islam-an, keduanya mengakui bahwa Tuhan itu esa, agama Bahai adalah sinkretisme agama Hindu dan Islam, sama dengan Skit di India. Zoroaster adalah nama yang mencetuskan ajarannya zoroasterisme, nada dan nafas ajarannya adalah ke-esa-an Tuhan.
          Bagaimana pula dengan Hindu dan Konghucu? Memang kita mengenal kedua agama ini adalah agama yang memiliki banyak dewa dan dewi, namun mereka mengaku bahwa mereka adalah monotheisme, faktanya Hinduisme, dari ribuan dewa dan dewi, mereka mengakui hanya ada satu Tuhan, Upper God, yang bernama Wishnu, dari Wishnu-lah semua dan segala sesuatu berasal, sehingga agama Hindu mengaku sebagai agama Monotheisme, demikian juga Konghucu, mereka percaya pribadi yang bernama “Bunda Langit”, yaitu the Upper God dari semua dewa-dewi Konghucu, sedangkan agama Buddha adalah agama monotheisme namun sedikit mengalami sinkretisme dengan konghucu, mereka percaya bahwa Buddha adalah sumber kehidupan.
          Shinto adalah agama Monotheisme, dewi Matahari atau Amaterasu O-mi-Kami adalah dewi tertinggi, dari pada-Nya lahir semua kehidupan, walaupun orang Jepang mempercayai banyak dewa, tetapi tetap Dewi Matahari-lah yang banyak disembah.
          Demikianlah penjabaran singkat tentang Tuhan, kesimpulannya adalah bahwa Pribadi Adi Kodrati adalah Pribadi yang unik sehingga kehadirannya dalam lingkup umat beragama sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, Tuhan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata tetapi Iman dari hati-lah yang dapat menggambarkan siapah itu Tuhan, Iman-lah yang akan menjelaskan bahwa Tuhan adalah Pribadi tempat bernaung.


[1] Teologis berasal dari bahasa Yunani: theos yang berarti Tuhan atau Ilah, dan logos yang berarti ilmu atau perkataan.
[2] Agama
[3] Agama yang ada di daerah Paletina dan Arab.
[4] Yahudi, Kristen dan Islam
[5] Iman
[6] Nabi-nabi datang dari keturunan Ishak, sedangkan nabi Muhammad lahir dari keturunan Ismail moyang dari bangsa Arab.