Translate

Selasa, 08 Oktober 2013

Merayakan Misa Tridentina Latin

BAGAIMANA RITUS TRIDENTINA LATIN DIRAYAKAN?
            Ritus Tridentina adalah salah satu dari kekayaan liturgi Gereja Katolik Roma yang mulai secara umum dipergunakan sejak Konsili Trente tahun 1550 yang dipromulgasikan oleh Paus Pius V dan dikenal juga sebagai Misa Forma Extraordinaria.
            Secara umum, ritus Tridentina adalah salah satu ritus yang paling lama penggunaannya, dan secara tradisi misa ini sudah mempunyai bentuknya yang khas sejak sebelum pembaruan Paus Gregorius Agung. Lalu apa yang menjadi ciri khas dari Misa ini, dan bagaimana Misa ini dirayakan?
            Dari sudut pandang Teologis ritus Tridentina menitik beratkan unsur apa yang dilakukan imam sebelum misa, maka yang menjadi ciri misa ini adalah adanya De Praeparatione sacerdotis celebraturi yaitu persiapan imam dan para pelayan altar di ruang sakristi. Dalam Misale Romanum 1550 terdapat rumusan-rumusan doa persiapan yang didoakan oleh imam yang akan merayakan misa, dan dalam Pedoman Perayaan yang biasa disebut Ritus Servandus, banyak hal yang menonjolkan peran imam sebagai selebran dalam misa. Sedangkan umat tidak banyak disebut.
            Setelah persiapan imam, - dan tetntu saja altar – imam berarak menuju altar dengan membawa piala lengkap dengan patena dan hosti besar. Sesampainya di altar imam berlutut dan meletakkan piala dan membuka buku Misale yang telah ditandai dengan pita terlebih dahulu, kemudian imam turun – karena letak altar lebih tinggi – dan memulai misa dengan tanda salib, dan Mazmur 42 aku hendak naik ke altar Allah (Introibo ad Altare Dei). Setelah pendarasan Mazmur yang bersahut-sahutan dengan pelayan altar, imam membuat pengakuan dosa; rumusannya sama dengan Confiteor yang sering kita pakai dalam Misa sekarang, namun ada perbedaan yang cukup signifikan:
Missale Romanum 1550:
Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, kepada Santa Perawan Maria, kepada Mikael Malaikat Agung, kepada Yohanes Pembaptis, kepada Rasul Santo Petrus dan Paulus, serta semua orang kudus, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran, perkataan dan perbuatan: saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada Mikael Malaikat Agung, kepada Yohanes Pembaptis, kepada Rasul Santo Petrus dan Paulus, serta semua orang kudus, dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
Kata yang dicetak miring adalah kata-kata yang sekarang tidak ada lagi, sedangkan yang dicetak tebal dan garis bawah adalah kata-kata yang digunakan oleh Imam selebran, sedangkan pelayan altar akan berkata: kepadamu bapa. Karena pada ritus ini ada dua kali pengakuan dosa, yaitu oleh imam dan misdinar.
Missale Romanum 2002 (Promulgasi Paus Yohanes Paulus II)
Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian, saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
Pada missale Romanum 2002, terlihat adanya peringkasan yang mendalam. Dan pengakuan dilakukan bersama – imam dan umat – sehingga tidak ada perbedaan antara imam dan umat, apalagi misdinar.
            Dalam Misale Romanum 1550 terdapat absolusi yang sama dengan absolusi ketika kita menerima sakramen pengakuan: indulgentiam absolutionem et remissiónem peccatórum nostrórum tríbuat nobis omnipotens et misericors Dominus. Sedangkan sekarang tidak ada. Namun kata: Misereatur tui omnipotens Deus (semoga Allah yang Mahakuasa…) pada akhir pengkuan yang diucapkan imam tetap dipertahankan.
            Setelah absolusi, imam naik ke altar sambil berdoa Aufer a nobis, dan Oremus te Domini. Mencium Altar, pergi ke sisi kanan altar dan membaca Introitus atau antifon pembuka, ketika membaca antifon pembuka imam membuat tanda salib. Kemudian imam pergi ketengah altar dan mengucapkan Kyrie eleison sebanyak Sembilan kali, enam kali Kyrie eleison dan tiga kali Christe eleison:
Kyrie eleison.
Kyrie eleison.
Kyrie eleison.
Christe eleison
Christe eleison
Christe eleison
Kyrie eleison.
Kyrie eleison.
Kyrie eleison.
Jika Gloria diwajibkan maka ketika kata: Adoramus te, Iesu Christe, Suscipe deprecationem nostram, menundukan kepala, dan pada kata: cum sancto Spiritu membuat tanda salib.
            Collecta atau doa pembuka, imam mencium altar dan berbalik ke arah umat, dan berkata: Dominus Vobis cum (Tuhan sertamu) dan umat menjawab Et cum spiritu tuo (Dan sertamu juga), lalu imam mengajak umat untuk berdoa: Oremus (marilah berdoa), Imam mengucapkan Collecta dan pada akhir doa umat menjawab Amin.
            Bacaan kitab suci dibawakan oleh imam pada misa Lekta, (misa yang tidak dinyanyikan), imam membacakannya dari sisi kanan altar, setelah bacaan selesai dilanjutkan kepada Graduale sebagai mazmur tanggapan. Ketika imam membacakan alleluia umat berdiri, dan imam pergi ketengah altar. Imam membungkuk dan berdoa Munda cor meum ac labia mea dan Jube Domine benedicere dan kemudian imam pergi ke sisi kiri altar dan membuka bacaan Injil yang sama dengan Missale Romanum 2002, Tuhan sertamu/ dan sertamu juga. Inilah Injil Yesus Kristus menurut NN/dimuliakanlah Tuhan.
            Pada Misa Cantata (misa yang dinyanyikan) diadakan homili yang didahului dengan tanda salib, dan ditutup dengan tanda salib juga. Pada hari Minggu dan Hari raya imam mengajak mengucapkan atau menyanyikan Credo.            Perbedaan dasar sebagai penutup liturgi sabda adalah: jika dalam Missale 2002 ada yang disebut doa umat, tapi dalam Missale 1550 tidak ada.
            Ordo Missae 1550 tidak banyak perbedaan mulai dari persiapan persembahan, hingga komuni, yang berbeda adalah:
1.      Doa persiapan untuk roti dan anggur berbeda, dan adanya doa epiklese pada persiapan persembahan: Veni sanctificator
2.      Doa-doa yang panjang untuk mengantar persembahan masuk ke dalam Kanon Misa.
3.      Doa persiapan persembahan yang dibacakan lirih oleh imam.
4.      Hanya ada 1 Doa Syukur Agung, yaitu DSA I dalam TPE 2002.
5.      DSA dibacakan lirih oleh Imam.
6.      Doa Bapa kami hanya diucapkan oleh imam, umat hanya mengucapkan: sed liberanos amalo. (dan bebaskanlah kami dari yang jahat), tidak ada penutup: sebab Engkaulah raja…
7.      Embolisme dicakan imam dengan lirih.
8.      Pemecahan roti dan pencampuran fermentum ke dalam piala sama dengan MR 2002.
9.      Tidak adanya ritus Pacis. (dalam hal ini tidak ada ajakan untuk memberikan salam damai) doa damai ada namun hanya diucapkan imam.
10.  Kata Dominus non sum dignus (Ya Tuhan saya tidak pantas) diucapkan tiga kali.
11.  Ajakan komuni tidak ada kata Berbahagialah kita yang diundang…,
12.  Penerimaan komuni imam berkata: semoga tubuh Kristus selalu melindungi hingga hidup yang kekal. Sedangkan pada MR 2002: hanya Tubuh Kristus, dan umat menjawab: Amin.
Ritus Penutup, berlangsung sama, adanya doa penutup, dan berkat, namun yang menonjol dari MR 1550 adalah setelah berkat penutup, yaitu pembacaan Injil Yohanes 1:1-14. Lalu biasanya setelah bacaan Injil terakhir ini, sebelum meninggalkan altar dibacakan doa Leonin, dan setelah itu baru imam mengambil piala dan kembali ke sakristi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar