Translate

Selasa, 25 Desember 2012

PIKIRAN FUNDAMENTAL dan RADIKALISME



PIKIRAN FUNDAMENTAL dan RADIKALISME
Oleh: Anta Ramadhan
            Fundamental dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti pokok atau mendasar. Fundamentalisme adalah suatu paham untuk memperjuangkan sesuatu dengan cara cenderung radikal atau keras.
            Kecenderungan ini akan senantiasa muncul ketika seseorang mendukung atau menjalankan suatu paham yang dianggapnya benar, seperti halnya pada agama, pandangan politik dan sistem pemerintahan. Kita akan membahas dari perspektif theologi atau agama. Dalam bidang agama fundamental sering sekali berhubungan dengan pengakuan iman (credo), kitab Suci dan ajaran yang membentuk agama itu sendiri. Pada dasarnya setiap orang yang memeluk agama akan mengatakan bahwa agamanyalah yang paling baik dan benar, dan cenderung menganggap bahwa agama lain “salah” sehingga menimbulkan kesan pembedaan agama yang bersifat etnosentris yang dapat mengarah kepada sifat fasisme yaitu otoriter.
            Dalam kehidupan beragama paham fundamentalisme akan senantiasa dijalankan oleh kebanyakan orang yang fanatik. Orang yang memiliki padangan Fanatik ini secara tidak langsung (dan tanpa disadari) akan memiliki sifat etnosentris, dan cenderung radikal untuk mempertahankan apa yang dipahaminya. Orang yang semacam ini akan sangat mudah untuk diprofokasi, dan akan sangat mudah tersulut isu SARA. Bandingkan dengan artikel “pola pikir masyarakat Majemuk” rata-rata orang yang memiliki pandangan fanatik yang ekstrem akan senantiasa terprofokasi terutama dalam isu SARA.
            Radikalisme adalah sikap egois yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk mempertahankan paham yang di anut, bukan saja pada hal agama, tetapi juga dalam bidang politik dan sistem pemerintahan (KBBI). Sifat ini dapat dihilangkan dengan banyak cara, namun yang paling utama adalah menyingkirkan sikap egois dalam toleransi, dan lebih bersikap tenang dalam menghadapi setiap isu yang beredar. Fundamentalisme dalam kehidupan sehari-hari memang tidak dapat dihindarkan namun sifat radikal dari fundamentalis tersebut dapat dihilangkan dengan cara di atas.
            Namun ada kalanya sikap fundamentalisme itu akan berdampak positif terutama dalam sistem idiologi negara, misalkan idiologi Pancasilais, adalah dasar negara kita sehingga sikap fundamentalisme itu akan sangat bermanfaat terutama dalam mendukung paham Pancasilais dan memupuk rasa nasionalisme yang semakin mendalam, dimana ketika dasar negara kita di “Hujat” oleh orang lain, kita bereaksi keras untuk mendukung hal itu, tapi tetap fundamentalisme memiliki sifat negatif juga seperti yang sudah dijabarkan di atas.
            Marilah kita sikapi segala sesuatu dengan bijak dan penuh kehati-hatian, bersabar dalam menghadapi berbagai polemik, dan menerima segala sesuatu dengan lapang dada, dan tidak menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
Golden Ways: “Kekerasan bukanlah jalan untuk menyelesaikan masalah, kekerasan hanya menambah parah masalah yang ada. Kebijaksanaan adalah jalan menuju perdamaian, selesaikanlah masalah dengan kepala dingin tanpa emosi serta egois yang tinggi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar