Santo Petrus
Santo
Petrus adalah seorang Rasul pertama yang dipanggil Yesus untuk
mengikuti-Nya. Ia mempunyai daik bernama Andreas, bekerja sebagai
nelayan di Tasik Galilea. Yesus berjanji akan menjadikannya penjala
"manusia" (Matius 4:20). Dahulu sebelum mengikuti Yesus namanya adalah
Simon bin Yunus dan namanya diubah oleh Yesus menjadi Kefas (aram) atau
Petrus (bdk. Bahasa Yunani=Pe'tros) yang berarti batu karang (Markus
3:16; Galatia 2:11) untuk menandakan bahwa Petruslah yang mengrtuai para
rasul dan landasan gereja yang akan didirikan Kristus (Matius
16:18-19). Petrus memiliki bakat ilmiah seorang pemimpin. Ia digambarkan
sebagai orang yang perasaannya mudah meluap dalam arti positif maupun
negatif.
Tiga peristiwa menampilkan Petrus secara mencolok selama ia mengikuti Yesus, yakni 1. Dialah yang pertamakali memberikan pengakuan iman akan Yesus sebagai Kristus (dan Allah Putra) di Kaisarea (Matius 16:13-20). 2. Tak lama sesudah itu, bersama dua rasul lain (Yohanes dan Yakobus) menyaksikan "transfigurasi" atau penampakan kemuliaan Yesus di atas gunung dan ingin mempertahankan pengalaman itu dengan mendirikan tiga kemah (untuk Musa, Elia dan Yesus) bdk. Matius 17:4. 3. Namun demikian, Petruslah yang menyangkal Gurunya tiga kali saat Yesus diadili; suatu perbuatan yang menimbulkan penyesalan yang amat pahit (Lukas 22:54-62 dan Yohanes 21:17).
Saat Pentakosta (50 hari setelah Paskah) Petrus berkhotbah yang disampaikan dengan dorongan Roh Kudus, menyebabkan sekitar tiga ribu orang memberikan diri dibaptis (Kisah 2). Dalam Kisah Para Rasul dikemukakan bahwa Petrus memberikan pelayanan di Palestina. Lalu tinggal di Antiokhia di negara Syiria selama beberapa waktu. Kemungkinan lama Petrus mewartakan Injil di daerah Syria dan sekitarnya. Sudah pasti Petrus pergi ke Roma. di rumah Hermes, yang di ekskavasi di Via Appia pada tahun 1915, ditemukan beberapa artefak yang menandakan bahwa Petrus pernah berada disitu.
Petrus menjadi perintis pewarta Injil di Yerusalem. Ia mengepalai "konsili Para Rasul" di Yerusalem pada tahun 49 (Kisah 15:6-11). Menurut tradisi sejak abad ke-2 Petrus mati demi iman, atas permintaannya dia disalibkan dengan kepala di bawah. Sekitar tahun 67 di Roma pada masa pemerintahan Kaisar Nero. Makan Petrus berada di bawah Altar utama Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Tiga peristiwa menampilkan Petrus secara mencolok selama ia mengikuti Yesus, yakni 1. Dialah yang pertamakali memberikan pengakuan iman akan Yesus sebagai Kristus (dan Allah Putra) di Kaisarea (Matius 16:13-20). 2. Tak lama sesudah itu, bersama dua rasul lain (Yohanes dan Yakobus) menyaksikan "transfigurasi" atau penampakan kemuliaan Yesus di atas gunung dan ingin mempertahankan pengalaman itu dengan mendirikan tiga kemah (untuk Musa, Elia dan Yesus) bdk. Matius 17:4. 3. Namun demikian, Petruslah yang menyangkal Gurunya tiga kali saat Yesus diadili; suatu perbuatan yang menimbulkan penyesalan yang amat pahit (Lukas 22:54-62 dan Yohanes 21:17).
Saat Pentakosta (50 hari setelah Paskah) Petrus berkhotbah yang disampaikan dengan dorongan Roh Kudus, menyebabkan sekitar tiga ribu orang memberikan diri dibaptis (Kisah 2). Dalam Kisah Para Rasul dikemukakan bahwa Petrus memberikan pelayanan di Palestina. Lalu tinggal di Antiokhia di negara Syiria selama beberapa waktu. Kemungkinan lama Petrus mewartakan Injil di daerah Syria dan sekitarnya. Sudah pasti Petrus pergi ke Roma. di rumah Hermes, yang di ekskavasi di Via Appia pada tahun 1915, ditemukan beberapa artefak yang menandakan bahwa Petrus pernah berada disitu.
Petrus menjadi perintis pewarta Injil di Yerusalem. Ia mengepalai "konsili Para Rasul" di Yerusalem pada tahun 49 (Kisah 15:6-11). Menurut tradisi sejak abad ke-2 Petrus mati demi iman, atas permintaannya dia disalibkan dengan kepala di bawah. Sekitar tahun 67 di Roma pada masa pemerintahan Kaisar Nero. Makan Petrus berada di bawah Altar utama Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Altar utama Basilika Santo Petrus, Vatikan (altar tinggi)
*sumber: A. Heuken, Ensiklopedia Gereja jilid III, Cipta Loka caraka,
Sinta Manurung, mengenal 265 Paus dari St. Petrus hingga Benediktus XVI, Kristisima media pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar